Bupati Banjarnegara Ngeluh, Daerahnya Banyak Harta Karun Tapi Warga Miskin

JAKARTA – Daerah Banjarnegara, Jawa Tengah menyimpan potensi energi panas bumi yang tinggi yakni hingga 800 Mega Watt (MW). Namun sayangnya, tingkat kemiskinan di daerah tersebut masih tergolong tinggi yakni mencapai 15,2% di tahun 2022.

Pj. Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto mengatakan bahwa wilayah Banjarnegara menyimpan potensi panas bumi mencapai 800 MW. Potensi tersebut disebutkan seharusnya bisa memberikan dampak positif besar bagi pengembangan daerah.

“Kemudian terkait dengan potensi geothermal yang ada di kabupaten Banjarnegara dapat kami laporkan bahwa di Banjarnegara sendiri, utamanya di Dieng, di daerah tinggi Dieng, Ketamatan Batur, ada 800 MW,” jelasnya dalam acara The 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition, di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

BACA JUGA:  Persiapan Mubes II, PP IWO Tunjuk Ade Mulyana Sebagai Ketua Harian

Namun, nampaknya potensi tersebut belum memberikan dampak positif khususnya terhadap tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Tri menyebutkan wilayah penyimpan panas bumi tersebut masih menyentuh tingkat kemiskinan mencapai 15,2% tahun 2022.

“Secara umum, secara indikator makro pembangunan, untuk presentasi kemiskinan, kami mengakui bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah yang termiskin di antara 30 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Kita kemiskinan masih mencapai 15,2%,” terangnya.

BACA JUGA:  Yonif 642 Serahkan Barang Bukti Penyelundupan ke Beacukai

Padahal pihaknya menghitung potensi investasi yang bisa diterima mencapai Rp 385,2 miliar hanya dari potensi panas bumi yang tersimpan. “Kemudian untuk nilai investasi geothermal sendiri, ini sebesar Rp 385.281.000.000,” bebernya.

Dengan begitu, Tri mengatakan pihaknya berharap pengembangan panas bumi di daerah Banjarnegara bisa memberikan dampak sosial, ekonomi, dan fiskal yang positif.

“Kemudian juga pengembangan panas bumi yang dikembangkan di wilayah kabupaten Banjarnegara juga kami berharap bisa menghasilkan dampak dari aspek sosial, ekonomi maupun fiskal khususnya bisa menjadi salah satu kontribusi atau sharing dari pemerintah pusat baik melalui dana alokasi khusus maupun insentif kepada daerah,” tutupnya.

BACA JUGA:  Polairud Malut Bakal Tindak Tegas Nelayan Pengguna Bom

Seperti diketahui, secara umum, Indonesia merupakan pemilik sumber daya panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Hingga Desember 2020, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).

Amerika Serikat menduduki peringkat pertama untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 MW. Selanjutnya, Indonesia 23.965,5 MW, Jepang 23.400 MW, Kenya 15.00 MW dan terakhir Islandia 5.800 MW.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga akhir 2022, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) RI baru mencapai 2.342,6 Mega Watt (MW). Capaian ini juga masih lebih rendah dibandingkan target 2022 yang sebesar 2.344,1 MW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *