Daerah  

Hardi Musa Sesalkan Sikap Sekda Haltim

Kadis Pariwisata Haltim, Hardi Musa, |Foto: Riski.

HALTIM, MALUT – Hardi Musa tampaknya tidak terima dengan pemberitaan yang menyebutkan, kehilangan dan kerusakan aset wisata di Pulau Plun mencapai 7 Miliar Rupiah sebagaimana dikatakan Sekda Haltim Ricky CH Ricfat, Rabu, (18-8-2021).

Hal itu sontak membuat Kadis Parawisata Haltim, Hardi Musa naik pitam. Dirinya menerangkan sikap Ricky CH Ricfat yang tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu. ketika berkunjung ke Pulau Plun dan menemukan berbagai kerusakan.

BACA JUGA:  APDESI Malut Siap Kawal Pilkades di Sula

“Saya menghargai Ricky CH Ricfat selaku pimpinan saya, kenapa waktu dia berkunjung ke Pulau Plun meski terdapat banyak kerusakan disana, dan kesediaan fasilitas yang tak memadai, dirinya hendak mengkonfirmasi dinas parawisata. Saya selaku Kadisnya terlebih dahulu,” terang Hardi.

“Harusnya selaku pejabat birokrasi Pemerintahan Haltim Ricky CH Ricfat (Sekda Haltim) harus bersikap semestinya birokrasi bukan main bicara sebebasnya, bahkan sampai bilang aset wisata Pulau Plun mencapai 7 Miliar Rupiah itu di dapat dari mana,” jelasnya mempertanyakan.

BACA JUGA:  Warga dan Satgas Yonif 125/Simbisa Gotong Royong Bangun Jalan

Mestinya aset wisata di Pulau Plun yang rusak dan hilang itu sudah selesai perkaranya di meja persidangan pengadilan negeri Tidore, saat dirinya melaporkan kasus pencurian dalam bentuk tertulis pada pihak Kepolisian dan dua hari berjalan proses penyelidikan pelaku berhasi di tangkap.

“Pelaku pencurian dan pengerusakan Aset wisata di Pulau Plun yang tak lain adalah penjaga aseti wisata Pulau Plun sendiri,” ungkapnya.

BACA JUGA:  TMMD 110 Kodim 1711/Boven Digoel Dapat Apresiasi Warga

“Namun begitu kalkulasi nilai kerugian yang dalam perkara kasus pencurian dan pengerusakan aset wisata Pulau Plun dari rilisan pihak kepolisian bahkawan putusan pengadilan perihal tindak pidana pencurian itu hanya mencapai 300 juta,” tambah dia.

Untuk itu, dirinya menyesalkan sikap Ricky CH Ricfat yang tak mendahulukan etika birokrasi terlebih dahulu. Padahal kata Hardi, dirinya sudah berkomunikasi dengan mantan Kadis Parawisata Hi. Jaimandar behwa anggaran pemeliharaan pembangunan di Pulau itu tidak mencapai nilai itu, ( 7 Miliar Rupiah).

“Entah kenapa dan dari mana kalkulasi Sekda Haltim Ricky CH Ricfat sehingga dirinya menyebut semaunya kerugian itu mencapai 7 Miliar Rupiah,” tanya Haredi dengan nada kesal.

BACA JUGA:  Berikan Rasa Aman, Dansatgas YR 142/KJ Dampingi Bupati Yalimo Acara Pelantikan Pejabat Eselon dan Kepala Kampung

Menanggapi itu Hardi Musa juga punya kecurigaan bahwa ada indikator politik, dari sikap Sekda Haltim Ricky CH Ricfat. Prinsipnya kata Hardi, “Saya selaku putera daerah Halmahera Timur dan kami masyarakat Haltim tidak dendam pada siapapun dari luar silakan mengabdi sepanjang itu adalah kemaslahatan dan kemajuan negeri Halmahera Timur yang kita cintai, tetapi kalau kalian pejabat mendapatkan tugas dengan arogansi dan kesombongan jabatan yang melekat kemudian tidak serius membangun negeri ini. Itu kalian akan berhadapan dengan masyarakat Halmahera Timur yang punya integritas mencintai negeri ini,” tandas. (Riski)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *