Penjabat Kepala Desa Maluli, Seniwati Buamona membantah tudingan yang dialamatkan kepada dirinya terkait dugaan pemotongan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
Disoal dugaan pemotongan dana bantuan langsung tunai, Seniwati mengatakan, tidak ada yang dikatakan pemotongan bantuan itu, terlebih pihaknya sangat berhati-hati menyerahkan kepada penerima manfaat. Sebab kata Seniwati, bantuan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat disaat kondisi menjelang hari raya Idul Iitri 1445 H.
“Itu tidak benar, dan saya selaku kades merasa tidak pernah memotong dana BLT DD. Apalagi mendekati lebaran Idul Fitri. Jadi dugaan yang dilayangkan kepada saya, tidak mendasar, itu hanya opini orang yang tidak pro. Motivasinya untuk mencarikan kesalahan kami,” ungkap Seniwati saat dihubungi media ini, Selasa, (8/04/2024).
Lebih lanjut, Seniwati menerangkan perlu diketahui pada saat penyerahan Bantuan langsung Tunai Dana Desa tersebut disaksikan oleh BPD maupun perangkat desa serta tokoh masyarakat yang hadir pada saat penyerahan BLT DD.
“Jadi yang diduga pemotongan itu sebenarnya bukan pemotongan tetapi sumbangan sukarela dari masyarakat, dan dana itu untuk pembangunan Sekolah. Sebab sumbangan sukarela ini sudah di musyawarahkan sebelum dilakukan pembagian BLT,” jelasnya.
Pemerintah desa Maluli telah menyalurkan tahapan dana BLT DD ke masyarakat penerima manfaat, kini pihaknya telah kembali menyerahkan senilai Rp 1800.000, (Satu juta delapan ratus ribu rupiah) untuk penyaluran enam bulan yakni Januari hingga Juni.
Adapun yang telah dipublikasikan di media, bahwa Pj. Kades Maluli diduga memangkas dana BLT-DD senilai Rp 100.000, Seniwati berharap jangan disalah artikan, masyarakat menyumbang ke Sekolah dan bukan pemotongan tetapi sumbangan suka rela, tanpa ada paksaan
“Masyarakat yang dengan sukarela menyumbang dananya itu untuk pembangunan Sekolah MI, dan bukan kami potong. Jadi kita tidak ada unsur paksaan,” pungkasnya.
Dirinya menambahkan, hal ini juga sangat direspon baik oleh penerima BLT. Sebab kata Seni sapaan akrab Seniwati, seluruh masyarakat dan aparat pemerintah desa Maluli juga turut serta berpartisipasi dalam memberikan sumbangan untuk prmbangunan Sekolah tersebut.
“Semua penerima BLT mempunyai tanggapan yang sama termaksud bapa La Ani dan bapak La Hanadu. Malahan ibu dong (mereka.red) bilang jangankan seratus dua ratus pun mereka bersedia,” kata Seniwati mengikutip perkataan salah satu penerima BLT.
Ketua RT 9 Desa Maluli, Sofia Hamid ketika dikonfirmasi media ini menerangkan bahwa sumbangan untuk sekolah tersebut telah dimusyawarah, dan sudah disepakati bersama oleh masyarakat.
“Sumbangan itu sudah disepakati secara mufakat, bersama masyarakat desa Maluli dan unsur lainnya,” paparnya. (**)