Jane Austen tidak pernah menikah. Dia tidak pernah tahu ketenaran. Dia meninggal pada usia empat puluh satu, namanya masih tersembunyi di balik anonimitas, sebelum dunia menyadari apa yang telah dia berikan. Namun kata-katanya, tenang, jeli, hidup, melakukan perjalanan lebih jauh dari yang pernah dia bisa.
Dan bahkan sekarang, lebih dari dua abad kemudian, ketika kita membacanya, rasanya seperti dia berbisik sepanjang waktu: “Lihat aku. Dengarkan aku. Jangan membuat dirimu kecil untuk siapa pun. ”
Dia tidak pernah menjalani cerita yang dia impikan. Tapi dia memberi sisa dari kita izin untuk menulis sendiri. (**)
