Keterasingan, Pemberontakan Albert Camus

Albert Camus di pasar loak Saint-Ouen pada tahun 1953. Koestler/Arte

Itu bukan selebritas yang berterima kasih kepada seorang mentor atas penampilannya. Itu adalah pengakuan yang jujur: “Apa pun yang saya capai, saya tidak capai sendiri. Kamu juga ada di sini.” Tulis Camus

Louis Germain, sekarang pria yang lebih tua, menulis kembali. Dia tidak mengklaim kredit karena “menciptakan” penulis terkenal. Dia menggambarkan sesuatu yang lebih tenang: kebahagiaan melihat mantan siswa melakukan sesuatu yang berarti dengan pendidikan yang telah diberikan kepadanya. Kebahagiaan ini, katanya kepada Camus, adalah imbalan mengajar yang sebenarnya—lebih berharga daripada gelar atau gaji.

Sepanjang tahun. guru dan siswa bertemu lagi—bukan di ruang kelas, tetapi dalam surat yang menangkap sesuatu yang penting tentang hubungan manusia dan kekuatan tindakan kecil.

Lebih dari dua tahun kemudian, pada tanggal 4 Januari 1960, semuanya berakhir mendadak.

Camus sedang berkendara bersama penerbitnya Michel Gallimard ketika mobil mereka meninggalkan jalan dan menabrak pohon. Camus mati seketika. Dia berumur 46 tahun.

Dalam kopernya, para penyelidik menemukan naskah novel yang belum selesai, The First Man, di mana ia mulai menjelajahi masa kecilnya di Aljazair dan hubungannya dengan ibu dan gurunya.

Di antara barang-barangnya adalah surat-surat dari Louis Germain—yang dijaga dengan cermat, dibawa bersamanya.

Bahkan pada puncak pujian, ia tetap menjaga bukti dari dekat: kata-kata pria yang pertama kali membuka pintu.

Ini bukan hanya cerita tentang Albert Camus dan seorang guru yang luar biasa.

Ini tentang tentara Louis Germains yang tenang di dunia: guru yang memberimu buku tambahan karena mereka melihatmu lapar lebih banyak; profesor yang menanggapi pertanyaanmu dengan serius ketika orang lain menghentikannya; mentor yang menulis surat rekomendasi yang tidak pernah kamu lihat tetapi itu berubah semuanya.

BACA JUGA:  Burung Bermata Merah

Sebagian besar tidak akan pernah menerima catatan terima kasih Nobel. Mereka akan pensiun tanpa mengetahui benih mana yang mereka tanam tumbuh menjadi hutan.

Tapi di suatu tempat, seorang anak yang mereka percayai menyelamatkan nyawa. Di suatu tempat, seorang siswa yang mereka dorong adalah menciptakan seni yang menopang orang lain. Di suatu tempat, seorang anak pendiam yang diberi kesempatan sedang membangun kehidupan yang pernah mereka anggap mustahil.

Surat Camus memotong suara pencapaian: Lihat ke belakang. Ingat siapa yang melihatmu ketika kau tidak terlihat. Katakan terima kasih selagi kamu bisa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *